"Katanya mulai akhir bulan ini sudah tidak boleh lagi potong ayam di daerah DKI Jakarta. Jadi, pemotongan ayam harus dilakukan di luar di wilayah DKI Jakarta seperti Bekasi dan Tangerang. Ayam yang masuk di pasar-pasar DKI harus sudah di potong, harga besi beton atau harga keramik dan harga cat kayu atau harga borongan bangunan dan harga paku atau harga cat tembok dan harga pipa pvc paralon atau harga tangki air dan harga wiremesh atau harga kanopi jadi dalam keadaan mati," ujarnya saat ditemui Liputan6.com di Pasar Rumput, Jakarta Selatan, Jumat (22/3).
Sebagai dampak, Fadli menjelaskan harga ayam akan naik sekitar Rp 2.000 per kilogram (kg). Tak hanya itu, pelarangan pemotongan unggas juga menurutnya akan menghabiskan waktunya untuk berjualan di pasar.
"Waktu kami juga banyak terbuang di jalan. Karena untuk beli ayam yang sudah dipotong kami harus ke Bekasi atau Tangerang. Belum macet di jalan. Jadinya mau jualan jam berapa. Waktu benar-benar terbuang di jalan, kalau dari Bekasi sampai jam berapa di pasar? Kan macet," imbuhnya.
Sementara itu, harga ayam di Pasar Rumput sampai dengan hari ini masih terpantau normal.
"Harganya standar. Untuk ayam fillet Rp 40 ribu per kg. Bahkan ayam hidup harganya turun. Sebelumnya harga ayam hidup antara Rp 27.000 sampai Rp 28.000 per kg tapi sekarang harganya turun menjadi Rp 23.000 hingga Rp 24.000 per kg," jelasnya.
Sementara itu, pedagang lain Doni (32) mengungkapkan harga ayam kini dipatok sebesar Rp 35 ribu per kg. Harga tersebut tercatat normal untuk harga ayam ras atau broiler.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar